Kisruh Warga Wilamaci Dengan Tangga Baru Islah
duduk berdampingan Amirudin (kanan), Edison (kiri) |
Bima,
jerat.co.id- Setelah seminggu melakukan mediasi yang dilakukan dua pemerintahan
desa Tangga Baru dan Wialmaci Kecamatan Monta, akhirnya Selasa (18/12)
bertempat di Polsek Monta warga yang terlibat bentrokok pada selasa pekan lalu
berhasil didamaikan.
Kisruh
antar warga yang nyaris menimbulkan konflik antar desa ini berhasil diredam
atas kerjasama pemerintahan desa di dua desa dan aparat keamanan.
Hadir
pada pertemuan di ruang kapolsek tersebut Kepala Desa Wilamaci Arsad, SH,
kepala desa Tanggabaru A Bakar Usman, Kasubsektor Wilamaci Aiptu Syahril, kanit reskrim
Polsek Monta, Amiruddin (adik Kades tanggabaru) pelaku penganiayaan dan korban
Edison Adnan (Warga Wilamaci), kepala dusun dan sejumlah tokoh masyarakat.
Pada kesempatan
itu kades Wilamaci berpesan agar kejadian ini menjadi pengalaman untuk
pelajaran di masa mendatang, “Karena sejak kejadian, kami tidak pernah
istirahat untuk menjalin komunikasi antara korban dan keluarga. Sebab atas
kejadian ini sulit bagi kami untuk melunakkan hati keluarga korban, pro kontra
ini yang membuat komunikasi memakan waktu sehingga tepat satu minggu dengan
kemarin, barulah pihak korban dapat menerima dengan lapang dada,” terangnya.
Arsad
juga menjelaskan, sebelum di Polsek Monta antara pihak korban dan pelaku telah
menjalin komunikasi dan saling memaafkan, “Pengesahan itu kita lakukan di sini
sekaligus menandatangani pernyataan bersama sebagai tanda islah,” papar kades.
Pada kesempatan
yang sama kepala desa Tanggabaru A Bakar Usman juga menyampaikan permohonan
maaf, “Baik atas nama pemerintah desa lebih-lebih sebagai kakak kandung pelaku,
yang sebenarnya juga kami ini masih ada pertalian darah, Edison dengan
Amiruddin masih sepupu dua kali,” harapnya.
Pertemuan
itu akhirna ditutup dengan wejangan dari kapolsek monta Iptu Edy Prayitno, “Selepas
ini, mari kita sama-sama menjaga emosi sehingga iklim keamanan dapat terjaga,
jangan selesaikan setiap masalah dengan tindak kekerasan yang ujungnya akan
menimbulkan konflik yang lebih besar,” tegasnya.
Edy juga
berharap, keamanan bukan menjadi tanggungjawab aparat kepolisian saja melainkan
kewajiban kita semua untuk saling menjaga, “Sehingga tidak ada kesan kami
membiarkan semua persoalan berlarut, karena pada prinsipnya kami ada untuk
suasana kondusif, kami tidak ingin wilayah hukum monta khususnya menjadi rawan
konflik,” imbuhnya.
Merujuk
peristiwa ini berawal, ketika kepala desa Tanggabaru diteror dengan SMS dari
salah satu oknum warga dusun tanjung baru yang diduga penduduk asli desa Wilamaci, yang isi SMS itu dengan bahasa
yang tidak santun sehingga adik Kepala Desa (Amiruddin-red) yang mengetahui itu
kalap lalu mengumpulkan keluarga untuk mencari pelaku teror.
Pada saat
bersamaan selasa pekan lalu (11/12), korban Edison melintasi jalur tanjung baru
menuju Tanjungmas desa Wialmaci dihadang Amiruddin dkk yang berujung
penganiayaan.
Akibatnya
korban mengalami luka bagian punggung dan berhasil melarikan diri menuju dusun
tanjungmas, sesampainya di sana korban menceritakan kejadian tersebut sehingga
menimbulkan reaksi dari keluarga korban dan berkonsentrasi melakukan
penyerangan.
Urung
menyerang, pihak korban sedikitnya 50 orang warga melakukan boikot jalan
pertigaan desa Waro, namun itu tidak berlangsung lama karena satuan kemanan
Polres Bima dan Polsek Monta dan koramil 1608 Monta langsung berada di lokasi
dan membubarkan diri setelah sebelumnya kapolsek Monta memberikan himbauan
kamtibmas.
[jr]
Post a Comment