Pada Apel Perdana Awali Tahun 2019, Ini Kata Bupati Bima
Zainuddin, SS Kasubag Informasi dan Pemberitaan |
Bima, jerat.co.id - Cita – cita luhur memajukan dan mensejahterakan masyarakat yang terbingkai dalam serangkaian agenda pembangunan yang paralel antar leading sector, sudah barang tentu memiliki tantatangan dan dinamika masing – masing; sehingga hal ini mengharuskan kita semua, senantiasa memotivasi diri untuk secara maksimal dan bertanggungjawab, melaksanakan setiap tugas pokok dan fungsi yang secara normative telah diembankan ke atas pundak kita”
Demikian
disampaikan Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri saat memimpin Apel Pagi
Perdana di tahun 2019 lingkup Setda Kabupaten Bima (Rabu, 2 Januari 2019) di
halaman Kantor Bupati Bima, Godo – Kecamatan Woha, yang dirilis Zainudin, SS kasubag informasi dan pemberitaan Humaspro Setda kabupaten Bima, siang tadi.
Lebih lanjut, Umi
Dinda memberi attensi agar kiranya peralihan tahun dapat diterjemahkan sebagai
peningkatan komitment, “Demi kemajuan dan kederajadan Dou Labo Dana mbojo tercinta sebagai
insan – insan pilihan, setiap aparatur mesti mengukir prestasi terbaik
berlandaskan Soliditas kerja, kejujuran, ketulusan dan kesadaran kedisiplinan
pengabdian yang tinggi.
Kompleksnya
tantangan dan dinamisnya dinamika birokrasi, sungguh membutuhkan kerja keras
dan kebersamaan dalam arti yang hakiki. Dengan terpatrinya motivasi untuk
bekerja keras yang dilandasi rasa kebersamaan dan keterpaduan, niscaya setiap
tantangan yang mengemuka dapat diretas dengan menyiapkan langkah – langkah
solusinya sehingga tingkat kelemahan dan kekurangan pelaksanaan tugas dapat
direduksi.
Beberapa hal
crusial lain yang menjadi attensi Bupati pada moment Apel Pagi dimaksud, antara
lain eksistensi aparatur dalam menghadapi tahun politik 2019, pemanfaatan Media
Sosial, isyarat penataan structural serta Inovasi kerja dan Pendisiplinan
Aparatur.
Terkait tahun 2019
yang lekat dengan nuansa dan momentum politis, Bupati menyampaikan bahwa
Aparatur itu NETRAL dalam arti fokus menjalankan, menunaikan tugas pokok dan
fungsi yang diemban, semaksimal potensi dan daya yang dimiliki, aparatur mesti menjunjung tinggi norma kepegawaian dan
prinsip – prinsip etis hingga kredibilitas diri dan organisasi dapat terjaga, karena antara pribadi dan kewajiban professional adalah hal
yang saling melekat utuh.
Terkait pemanfaatan
Media Sosial, Bupati memantik kepekaan etis seluruh aparatur agar menjadikan
Media Sosial sebagai wasilah penyampaian informasi konstruktif dan edukatif
dilandasi kearifan dan kebijaksanaan sehingga informasi yang tersampaikan dapat
dicerna oleh masyarakat secara utuh dan membangkitkan semangat partisipasi guna
menopang segala ikhtiar pembangunan.
Terkait isyarat
penataan structural, Bupati Bima menyampaikan bahwa mutasi pejabat bersifat
dinamis; dihajatkan dalam rangka memaksimalisasi peran Aparatur dalam
menuntaskan agenda – agenda pemerintahan dan social kemasyarakatan sesuai
dengan Tugas Pokok dan Fungsi pada masing – masing bidang kerja.
Tentunya,
pengalokasian sumber daya aparatur sesuai dengan komposisi pelantikan, telah
melalui serangkaian pemenuhan syarat – syarat normative dan pengkajian
kelayakan kapabilitas baik dari aspek kemampuan dan kesesuaian keilmuan maupun
dari aspek Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tanggungjawab sebagai komponen –
komponen dasar penilaian record pengabdian setiap aparatur.
Terkait Inovasi
Kerja dan Pendisiplinan Aparatur, Bupati menginstruksikan kepada segenap OPD,
terutama yang bersentuhan langsung dengan penyelenggaraan tugas pelayanan
public untuk sesegera mungkin melakukan pembenahan – pembenahan regulasi
pelayanan dan menemukan model atau sistem pelayanan yang berkualitas serta
secara tulus – ikhlas membuka ruang partisipasi yang akhirnya bermuara pada
tumbuhnya kepercayaan, penghargaan dan keyakinan masyarakat bahwa Pemerintah
Daerah memiliki keberpihakan terhadap kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
Terkait
pendisiplinan Apararatur, Bupati memiliki langkah baru guna membina
kedisiplinan. Tanpa mengabaikan kerangka – kerangka normative, setiap aparatur
yang kurang disiplin, contohnya aparatur yang telat atau tidak mengikuti apel
pagi akan dipakaikan rompi khusus sebagai penanda yang harus dikenakan oleh
aparatur tersebut sampai berakhirnya jam kerja pada hari berjalan. “dengan cara
ini, aparatur akan lebih memacu kedisiplinannya karena niscaya memberi dampak
psikologis karena tampil beda dengan rekan kerjanya yang lain” tegas Umi Dinda
penuh keyakinan.
(Hum)
Post a Comment