Header Ads

Puluhan Ha Padi Desa Sondo Terserang Hama Ulat Grayak, POPT Segera Bagikan Insektisida


hama ulat grayat (foto anton)
PPL saat memantau kondisi tanaman (foto anton)

Bima, JERAT Online_Awamnya pemahaman petani akan jenis-jenis dan bahaya serangan hama penyakit terhadap tanaman, atau memang profesionalisme petani untuk bercocok tanam masih rendah sehingga tanaman mudah diserang hama penyakit. Dua pertanyaan itu yang harus dijawab oleh para petani saat ini terutama pada petani yang tanamannya diserang hama.

Sebab berbicara soal pengetahuan sudah barang tentu setiap desa memiliki petugas penyuluh lapangan (PPL) yang intens memberikan penyuluhan untuk menambah ilmu petani. Petani sekarang sebenarnya telah dimanjakan oleh pemerintah dengan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan, mulai dari pemberian benih bersubsidi, saprodi, peralatan penunjang produksi lengkap dengan sarana irigasinya.
proses serangan grayat (foto anton)

Hanya saja disesalkan dukungan pemerintah ini telah menjadikan petani merasa ketergantungan sehingga daya kreatifitasnya berkurang. Padahal sebenarnya kunci dari keberhasilan ada pada diri petani itu sendiri bagaimana secara optimal mau menyongsong kemurahan hati pemerintahnya.

Salah satu contoh Puluhan Ha padi siap panen di desa Sondo kecamatan Monta terancam gagal panen, karena terserang hama ulat grayak. Hama ini dikenal dengan serangannya yang sangat cepat yakni hanya dengan waktu satu malam saja dapat membuat para petani gulung tikar.
Kerugian yang diderita petani Sondo saat in diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Desa sondo memiliki lebih dari separuhnya lahan tadah hujan sehingga memberikan peluang untuk hama ini berkembang biak sebab menurut Nurhayati petugas PPL yang dikonfirmasi senin kemarin Ulat Grayat hidup dan berkembang di daerah kering dan biangnya merupakan serangga yang berkembangbiak di semak-semak.
“Iklim sangat menentukan, grayat ini berkembang di daerah tadah hujan seperti di sondo. Pemicu lainnya adalah kurangnya perhatian petani akan kebersihan lahan,” ungkapnya.
Disarankan untuk padi yang masih muda segera dilakukan penyemprotan dengan insektisida sementara yang sudah mulai menguning sebaiknya segera dilakukan pemanenan sebab kondisi yang terjadi saat ini sulit untuk dikendalikan, tapi sebelum itu sebaiknya minta rekomendasi dari  petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT).

Menyikapi persoalan ini Ahmad H. kasim, SP petugas POPT langsung melakukan upaya pencegahan dengan memberikan penyuluhan dan pemberian insektisita berupa Braval, Marshal, Pestona dan Sidator yang kuantitasnya bisa untuk penyemprotan 20 ha lahan.

Ahmad yang dikonfirmasi rabu (20/4) mengatakan saat ini serangan grayat populasinya hanya menyerang  pada sekitar 3 Ha saja, “Upaya pengendaliannya masih bisa dilakukan dengan melakukan penyemprotan beberapa kali,” terangnya di Tangga.

Ia berharap petanai khususnya wilayah Monta Dalam lebih sensitive mengelola lahan, “Artinya hasil produksi tergantung petani itu sendiri, perawatan dalam proses pertumbuhan harus tetap dilakukan, jangan hanya menanam lalu perawatannya kurang. Contoh kecilnya pematang sawah harusnya tetap dibersihkan dari tumbuhan liar,” ungkap pria asal desa raba kodo ini.[Leo,Aris]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.