Ricuh BBGRM Di Ambalawi
Bima,Jerat Online – Terkait ricuh safari Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) rombongan Bupati Bima beberapa hari lalu di kecamatan Ambalawi, menurut Sumadi, S.Pd salah satu tokoh muda kecamatan Ambalawi sebaiknya tidak dikaitkan dengan hubungan politik Pilkada lalu.
“Karena persoalan ini sudah sangat membias di media sosial yang digelinding seolah ini tindakan penganiayaan dan pengeroyokan oleh orang Bupati, yang sebenarnya kebetulan dulunya sebagai tim pemenangan.” Katanya via masenger rabu pagi.
“Padahal menurut saya kejadian ini murni perkelahian yang timbul karena mereka yang melakukan penghadangan tidak terima teguran masyarakat yakni pak Khairil Anwar untuk menertibkan mobil yang digunakan menghadang rombongan Bupati,” terang Sumadi.
Menurutnya, jika ingin menyampaikan aspirasi masih ada cara yang lebih santun dan beradab, “Ambalawi merupakan salah satu kecamatan paling aman dari kasus perkelahian atau tawuran antar kampung, jangan karena ingin menyampaikan aspirasi lalu keamanan dan kenyamanan Ambalawi jadi terganggu,” ketusnya.
Padahal, jangankan masyarkat intelek, ibu-ibu rumah tangga, pedagang bakulan, ratusan petani dapat menyampaikan secara langsung dihadapan Bupati ketika turun ditiap-tiap desa, “Sementara yang lain kenapa harus susah payah teriak kesana kemari dengan corong pengeras suara untuk menyampaikan masalah yang begitu mudah untuk disampaikan, itupun Bupati juga sudah menyatakan kesediaan untuk bertemu dan menunggu di tempat istirahatnya,” Tuturnya
Namun demikian sangat saya sayangkan aparat yang kurang tanggap sehingga mengakibatkan insiden perkelahian itu terjadi. Begitupun juga masyarakat bagaimanapun tidak sukanya terhadap tindakan beberapa orang pemuda yang mengganggu kegiatan Gotong Royong masyarakat seharusnya tidak bertindak sendiri mengatasi gangguan itu.
Untuk adinda Ade Prasatio yang biasa disapa Naga dan pak Khairil Anwar mari selesaikan masalah ini secara kekeluargaan, jika tidak tempuhlah cara yang beradab dan prosedural melalui jalur hukum tanpa menarik-narik pihak lain untuk terlibat sehingga masalah tidak makin keruh dan bias demi keharmonisan dan nama baik kampung halaman kita. Harapnya.
Informasi yang berhasil dihimpun Jerat, penghadangan tersebut berlatar aspirasi jaringan telekomunikasi yang merata di seluruh desa di ambalawi, penguatan tebing Songe desa Talapiti dan menolak penempatan kepala UPT Dikpora Ambalawi yang dianggap bermasalah dan menghambat bagi perkembangan generasi Ambalawi.
Sementara menyikapi ini, Ma’rif, S.Pd salah satu tokoh kritis di wilayah itu juga angkat bicara, “Saya Pertegas bahwa kedua pihak adalah orang-orang sadar hukum, usai kejadian kasus itu langsung dilaporkan ke polisi. Untuk itu kita jangan berspekulasi menyimpulkan sebelum mengetahui titik terang dari permasalah ini,” ungkapnya.
Pemuda yang akrab dikenal Bung Moris Ambalawi ini juga mengingatkan bahwa kedua belah pihak adalah orang-orang terbaik Ambalawi, “Jadi tidak ada niatan mereka untuk mencoreng nama baik Ambalawi, untuk insiden ini kita tunggu kerja polisi saja untuk mengetahui bagaimana duduk persoalannya. Kebenaran pasti terungkap,” tegasnya.
[Fahrir]
Post a Comment