Tidak Hadiri Penutupan MTQ Kecamatan, Warga Ancam Hadang Kunjungan Bupati ke Monta Dalam
awal pembangunan medan MQ |
Bima, Jerat Online – Kecewa karena
tidak mendapat perhatian dari pemerintah daerah atas pelaksanaan MTQ ke 50 tk
kecamatan monta, membuat warga desa simpasai mengancam untuk blokir jalan,
untungnya ancaman itu segera diantisipasi oleh jajaran kepolisian sektor monta
melalui Babinkantibmas desa simpasai.
Monta tidak hanya didiskriminasi atas peluang kebijakan,
tapi juga menjadi tumbal atas kekalahannya bahkan hingga kegiatan keagamaan pun
tidak menjadi penting. Demikian opini yang beredar saat ini di kecamatan monta.
Peluang konflik telah terbangun, kegeraman warga mulai
muncul dengan mengancam untuk melakukan boikot jalan atas rencana bupati bima
menghadiri panen raya jagung di wilayah Monta Dalam.
Kekecewaan warga desa Simpasai tempat pelaksanaan MQ tk
kecamatan Monta itu digelar karena selama pelaksanaan baik pembukaan maupun
penutupan tidak dihadiri oleh bupati maupun perwakilan dari pemda. Demikian halnya
dengan sumbangsi daerah terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut yang sangat
kurang sehingga berpengaruh pada hadiah lomba yang harus diterima peserta.
Ketua panitia MTQ Kecamatan Nurul Mubin S.S.,M.Pd yang
ditemui jumat pagi (28/4) menjelaskan, “Pelaksanaan MTQ kemarin menelan biaya
tidak lebih dari 55 juta, angka itu sangat kecil dibanding dengan pengeluaran selama
ini, seperti pembangunan medan MQ menelan biaya sedikitnya 27 juta berikut
listriknya, konsumsi 1 juta rata-rata perhari selama 8 hari kegiatan, honor dan
administrasi dewan hakam 5 juta, demikian juuga dengan transportasi panitia sekitar
5 juta rupiah belum termasuk pengeluaran pada pawai ta’ruf hingga konsumsi
pembukaan dan penutupan,” terang ketua panitia sekaligus kepala SMAN 1 Monta
ini di ruang kerjanya.
“Angka 55 juta itu bersumber dari Kesra sebesar 15 jt dan
sumbangan dari seluruh desa, PNS dan instansi serta sekolah yang ada di
kecamatan monta. Kecilnya nilai ini karena kesadaran masing-masing desa serta
donatur yang telah ditetapkan dalam rapat tidak maksimal sehingga anggaran
untuk hadiah bahkan tidak sebanding dengan hadiah yang diperoleh peserta di MTQ
tingkat desa,” ketus Mubin.
Dari sekian mata lomba yang dilombakan tidak kurang dari 50
juara yang harus diberi hadiah, “Kesenjangan ini terjadi ketika panitia
menyerahkan hadiah untuk juara pertama berupa barang yang nilainya rata-rata diatas
satu juta sementara untuk juara dua dan tiga tidak lebih dari 300 ribu. Ini dikarenakan
para donatur menyerahkan sumbangan dalam bentuk barang seperti Kulkas dan TV,”
terangnya.
Mengingat itu, Mubin ikut merasakan kekecewaan warga, “Seharusnya
Monta diperlakukan sama dengan kecamatan lain, termasuk dalam hal sumbangan dan
perhatian pemerintah daerah. Untuk penutupan saja dilakukan oleh Sekcam,
sementara di daerah ada wakil bupati, atau minimal asisten yang diutus untuk
menghadiri,” ujar Mubin.
Sementara agenda penghadangan tidak jadi digelar,
demikian informasi yang berhasil dihimpun Jerat melalui Babinkantibmas Simpasai,
telah disepakati oleh seluruh kepala desa, tokoh masyarakat dan panitia untuk
menghadap langsung Bupati Bima sebagai upaya jalan keluar yang dianggap baik.
[Leo]
Post a Comment