Dinilai Cacat Hukum, Tim Koalisi Desak Bupati Bima Anulir Rotasi Jilid II
Om Fendy anggota tim koalisi dan anggota komite SMAN 1 Monta |
Bima,
JERAT Online – Sahrudin salah satu anggota tim koalisi pemenangan Dinda-Dahlan
kepada Jerat jum’at (30/9) mengatakan bahwa saat ini seluruh anggota tim
koalisi sedang melakukan pembahasan terkait proses rotasi mutasi jilid II yang
dinilai cacat hukum.
“Saya
ingat statement umi Dinda waktu di Karumbu bahwa ‘Saya jangan dipaksa untuk
menabrak aturan’, hal ini sangat bertentangan dengan kondisi yang telah terjadi
kamis kemarin. Yang mana Umi telah menelan kembali ludahnya sendiri dengan
mengangkat Nurul Mubin sebagai kepala sekolah difinitif,” ungkap Sahrudin.
Pria
yang akrab disapa Om Fendy ini menegaskan bahwa seluruh tim akan berjuang untuk
mendesak bupati agar menganulir keputusan itu, “Aturannya telah jelas ditabrak,
Mubin adalah guru yang tidak memenuhi criteria secara administrative, saya
sendiri anggota komite di sekolah itu dan tahu kalau yang bersangkutan tidak
memiliki landasan untuk menjadi kepala sekolah, karena aturannya baru bisa
menjadi kepala sekolah salah satunya harus memiliki sertifikat Cakep,”
tandasnya.
Ia
menduga telah terjadi praktek suap yang dilakukan dalam proses rotasi mutasi
ini, “Kenapa hal ini terjadi, saya menduga Pak Wahab selaku Kepala BKD telah
menerima suap atas penatapan kepala SMAN 1 Monta,” ketusnya.
Fendy
menegaskan, “Jika Umi Dinda ingin Bima stabil maka segera penuhi tuntutan kami
karena kami akan terus berjuang untuk hal ini, demikian pula dengan rencana
rotasi mutasi berikutnya agar mengedepankan obyektifitas dan professional,
jangan mengandalkan selera sendiri lalu mengenyampingkan aturan,” pungkasnya.
Senada
dengan itu, salah satu tim pemenangan IDP untuk kecamatan Monta meneruskan isi
SMS yang dikirim oleh salah satu pengawas SMA yang isinya “As.Wr.wb, kami
pengawas Pembina SMA, usul saran kepada Bupati Bima perlu ditinjau kembali SK
pengangkatan Kepsek SMAN 1 Monta, yang kami nilai kurang bagus, karena kepsek
tersebut sangat tidak layak untuk menjadi kepses, semua administrasi sekolah
hampir nol, siswa jam 09.00 sudah tidak ada di sekolah, khusus IPS, guru-guru
bicara sendiri, TU bicara sendiri, kasihan masyarakat, orang itu tokoh no.3,”
demikian isi SMS (nama pengawas ada di redaksi).
[Leo]
Post a Comment