Header Ads

Ini Kata DR Adam Tentang Hutan Bima



DR Adam M Saleh, M.Pd. MS.I  merupakan putra asli desa Baralau kecamatan Monta yang saat ini aktif sebagai Staf pengajar di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Palu Sulawesi Tengah, Juga sebagai Pelopor berdirinya sekolah miskin di Parado. Hadir di Bima untuk mengadvokasi perlindungan hutan.

DR Adam M Saleh M.Pd M.Si
Bima, Jerat Online - Pada kesempatan kunjungan sosialisasinya di setiap sekolah beberapa waktu lalu mengupas tuntas tentang sebab dan akibat gundulnya hutan di wilayah Bima.

Katanya, akibat dari gundulnya hutan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar hutan, bahkan berdampak pada seluruh masyarakat, “Saya contohkan hutan di kawasan kecamatan Parado, kondisinya sekarang sudah sangat memprihatinkan akibat eksploitasi besar-besaran sehingga menimbulkan masalah bagi seluruh masyarakat,” urai Adam.

Minimnya kesadaran masyarakat akan penting dan memelihara kelestarian hutan adalah masalah mendasar terjadinya eksploitasi hutan, didukung dengan pola hidup konsumtif warga Bima yang melihat gampang dan praktis untuk memperoleh penghasilan.

Hutan adalah sasaran utama untuk dijarah, karena sistim pengamanan serta pengawasannya yang longgar merangsang keberanian masyarakat untuk terus melakukan praktek haram tersebut.

Tidak butuh waktu lama, sepuluh tahun terakhir hutan semakin gundul dan kehilangan fungsinya, “Dampaknya adalah banjir dan longsor, di Bima dan di kebanyakan daerah dataran tinggi kerap mengalami bencana banjir dan longsor,” kata sang doktor.

Sementara ini kesimpulan saya kenapa masyarakat menyepelekan fungsi hutan, ada tiga faktor kondisi masyarakat kita saat ini diantaranya Miskin Ilmu, miskin mental, dan miskin ekonomi. Namun dari tiga miskin tersebut yang paling dominan adalah miskin mental karena kalau miskin ekonomi lantas kaya metal maka mereka tidak akan mungkin merusak hutan. Karena jika karena tuntutan ekonomi, nyatanya mereka berkecukupan.

Untuk itu, seperti yang disampaikan presiden kita pak Jokowi untuk revolusi mental, “kita terkungkung dalam lingkaran oknum pemegang kebijakan bermental korup, ini bahaya laten kerena supermasi hukum tidak dapat ditegakkan, salah satunya aturan terkait kehutanan,” ketusnya.

Sebenarnya sekarang ini mental dan mainset kita yang belum kaya. Kalau kita berpikir uang saja namun tidak pernah bisa berpikir bagaimana cara memelihara hutan ini supaya bisa mendatangkan uang yang begitu banyak. Misalnya hutan-hutan hijau, kambing banyak, kerbau banyak, sapi banyak, maka itu kan menjadikan ikon internasional bagi kabupetan bima ini. 

Namun kalau kita berpikir uang semata maka itu adalah mental karung, ”Kalau begini gaya kita maka tidak usah menunggu seratus tahun tapi lima tahun kedepan maka bima kita hancur”. 

Pertanyaannya, apakah kita sebatas menonton dan prihatin saja, itu berarti iman kita masih lemah. Peran pemimpin sangat menentukan, jika pemimpin kita lemah iman dan tidak tegas maka sama saja seperti kita menonton dan membiarkan kerusakan di muka bumi ini. 

 “Marilah kita sama-sama meyelamatkan hutan ini dari pada kita harus menyelamatkan segelintir orang yang telah membuat kerusakan”.

[Ipul]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.