Aksi Pembalakan Liar Merajalela, Pemerintah Terkesan Tidak Peduli
foto ini diambil 6 th lalu sebelum hutan Lindung dijarah (foto alan) |
Bima, Jerat Online_Fokus perhatian pemerintah beberapa
tahun terakhir untuk keselamatan hutan kian merosot, indikasi ini dilihat dari
kondisi petugas maupun kantor kehutanan yang terkesan diabaikan, hampir seluruh
kantor pelayanan tingkat kecamatan (UPT) kehutanan telah menjadi bangunan kosong tanpa aktivitas.
Di Parado misalnya, kantor UPT Kehutanan sudah beralih fungsi menjadi kandang kambing. Padahal
wilayah ini seharusnya tidak boleh lepas
dari pengawasan karena bagian vital
jantung kehidupan bagi masyarakat Bima adalah Parado dengan keberadaan Dam pela
parado nya.
Aksi pembalakan (penebangan) liar pun tidak dapat
dikendalikan, bahkan semakin merajalela karena aksi ini sudah dilakukan dengan
terang-terangan. Parahnya, pohon Kemiri dan Sonokling jadi sasaran.
Pantauan Jerat Group, aktivitas oknum merusak hutan
ini hampir setiap hari menjadi tontonan memilukan dan tidak sekalipun ada
penindakan alias terkesan dibiarkan.
Camat Parado Baharudin,S.Sos yang coba dikonfirmasi
Rabu,15/06/2016 melemparkan persoalan ini kepada pemerintah desa yang dalam
pandangannya tidak peka terhadap kondisi tersebut.
“Pemahaman pemerintah desa bahwa mulai 1 Oktober
2016, tanggungjawab kehutanan diambil alih propinsi sehingga para kepala desa
terkesan tutup mata dengan ulah oknum warganya yang merusak hutan,” ujar camat
di aula kantornya.
Ia sesalkan kondisi tersebut sebab hal ini akan
memicu trjadinya banjir, longsor dan lainnya, “Parado mulai terancam krisi air
tahun ini,” paparnya.
Di tempat terpisah hal senada diungkapkan Firdaus,
S.Pd salah satu pemuda parado, “Tanaman kemiri salah satu hasil hutan yang
dilindungi, terbukti hasil kemiri parado merupakan komoditi andalan yang telah menopang
ekonomi masyarakat,” ketusnya.
Firdaus menggambarkan bahwa dengan hasil kemiri
selama ini masyarakat parado mampu membiayai hidup bahkan dengan hasil hutan
ini tidak sedikit generasi yang telah sukses menyelesaikan studynya hingga
perguruan tinggi, “Sekarang, dengan ditebangnya pohon kemiri tersebut, sadar
atau tidak ulah oknum yang tidak bertanggungjawab ini telah memutuskan mata
rantai ekonomi warga Parado umumnya,” paparnya.[Udin]
Post a Comment