Modus Baru Pemerasan di Tubuh Pendidikan, Berkedok Kegiatan Jurnalistik
KETUA PEWARTA : “Karena Wartawan
Dibawa-bawa, Oknum Ini Akan Kami Tuntut”
Edho Rusyadi, SH Ketua Persatuan Wartawan (Pewarta) Kae |
Mengatasnamakan kegiatan wartawan di Kabupaten Bima tanpa garis koordinasi
yang jelas, bahkan tergolong berani untuk menggunakan nama kepala dinas untuk
memaksa seluruh kepala sekolah agar menyetor uang senilai Rp 200 ribu. Hal ini
membuat geram ketua persatuan wartawan (Pewarta) Kae Edho Rusyadi, SH.
Bima, JERAT Online_
Beredar rekomendasi Dinas Dikpora Kabupaten Bima tanggal 23 Mei 2016 nomor
003/1048/01.1/A/2016 yang menindaklanjuti surat permohonan salah satu
organisasi pers nasional cabang bima, menuai kontradiksi dari sejumlah awak
media. Nama kepala dinas Dikpora menjadi alat untuk aksi "pemerasan"
ini. Sehingga melalui kepala UPT di tiap kecamatan para kepala sekolah terpaksa
harus menyetor sejumlah dana kepada oknum wartawan tersebut. Menurut hasil
laporan sementara, sejumlah kepala sekolah di beberapa wilayah diminta menyetor
dana rata-rata Rp 200 ribu.
Namun, penyetoran belum
dilakukan saat ini. Para oknum wartawan ini akan menagih dana tersebut Juli
mendatang (Setelah Puasa). Kondisi ini menimbulkan pertanyaan bagi seluruh
insan pers, khusunya wilayah Kae dengan menyampaikan keberatan kepada ketua
Pewarta Kae Edo Rusyadin SH. Merujuk pada keluhan tersebut, redaktur Radar
Tambora ini dengan tegas mengatakan akan segera menyikapi ulah oknum wartawan
yang diduga berdomisili di wilayah Kae tersebut.
Mengawali proses
investigasinya, Edho telah mengantongi sejumlah saksi dan bukti-bukti yang
menurutnya hal ini telah masuk wilayah pemerasan, “Beberapa kepala UPTD Dikpora
di kecamatan telah menerima surat rekomendasi dari Dikpora Kabupaten Bima itu.
Isinya, menyarankan agar kepala sekolah di Kabupaten Bima menyetor dana sebesar
Rp 200 ribu per sekolah untuk kegiatan seminar. Dan ini akan kami jadikan alat
bukti dan dasar bahan laporan ke pihak penegak hukum," tuturnya.
“Ulah teman-teman ini
telah mencoreng profesi wartawan, sebab kalaupun kegiatan tersebut digelar
untuk kepentingan yang positif namun dengan tanpa koordinasi seperti ini justru
akan menimbulkan opini dari teman-teman wartawan lain,” ungkap Edho.
Bahkan menurutnya bukan
saja profesi yang menjadi taruhan, lembaga pers tempatnya bernaung juga akan
tercoreng, “Ulah oknum-oknum ini telah menimbulkan perpecahan di tubuh
wartawan, dan tanpa ingin mengintervensi pada lembaga pers tersebut. Saya
harapkan agar segera melakukan klarifikasi yang jelas pada seluruh anggota di
tingkat kabupaten bima,” ketusnya.
Post a Comment