Bagaimana Reaksi BPK, Bantuan Untuk Poktan Ada Yang Dijual
Alat pertanian bantuan untuk Poktan di Dispertapa Kabupaten Bima |
Sejumlah bukti dan saksi mengarah pada adanya praktek jual beli
bantuan ini marak dilakukan pasca penyaluran. Hasil infestigasi Jerat Group di
beberapa desa ditemukan kasus yang hampir sama.
Modus operandi berfariasi, mulai dari mengusulkan kelompok tani
fiktif hingga pembebanan biaya administrasi yang melilit. Oknum yang berperan
pun rata-rata dari kaum penjilat yang merasa dekat dengan penguasa.
Sebaliknya oknum pengambil kebijakan seperti cacing kepanasan yang
takut dibuka kedoknya sehingga konspirasi jahat terbangun yang menggiring
masyarakat sebagai tumbal dengan iming-iming hadiah yang tidak seberapa
nilainya.
Pengangguran berdasi berkedok aktivis, berseliweran saat proses
penyerahan bantuan bak pejabat penting. Sehingga disinyair bantuan tersebut
telah laku dijual bahkan sebelum serah terima karena banyak ditemukan barang
tidak tepat sasaran.
Halnya dengan bantuan dari Bapedda beberapa waktu lalu telah
diberitakan sebelumnya ada yang dijual untuk kembali modal. Untuk bantuan
melalui dinas pertanian ini ditemukan di desa Waro kecamatan monta misalnya,
kepala desa sendiri saat dikonfirmasi mengaku terkejut dan tidak mengetahui
kalau ada kelompok tani yang menerima bantuan. Parahnya, pengurus poktan yang
dimaksud justru tidak mengetahui jenis barang yang diterima.
Hasil konfirmasi Jerat pada Iskandar sekretaris kelompok Raba Peto
di kediamannya beberapa hari lalu diperoleh keterangan bahwa hand traktor itu
telah dijual, “Saya diminta sediakan uang sebesar 7 jt untuk menebus barang,
untuk mengembalikan uang itu maka barang harus dijual,” katanya tanpa
menjelaskan kepada siapa barang itu dijual.
sementara M. Ali, SH kepala desa Waro yang dihubungi kemarin malam
mengaku telah memanggil pengurus kelompok Raba Peto dan Doro Mbolo untuk
klarifikasi, “informasi sementara yang kami terima, barang milik kelompok raba
peto masih berada di desa waro. sementara kelompok doro mbolo belum ada
kepastian, barang berupa Tosa (roda tiga) ada di rumah pengurus A Heris di
Waro,” terangnya.
Pihaknya belum dapat memastikan apakah jenis barang untuk Doro
Mbolo itu berupa Hand traktor atau tosa, “Kita akan lihat kembali proposalnya,
sementara ini menurut keterangan A Heris adalah Tosa. Kendati kita masih
bingung apakah ini milik kelompok atau pribadi,” tandas kades.
Di tempat terpisah A Heris, SH yang ditemui Jerat di kediamannya
di sondo mengaku barang berupa hand traktor yang ada di rumahnya (desa
Sondo-red) adalah hadiah dari Mori Hanafi wakil ketua DPR Propinsi, “Memang
atas nama kelompok tani namun sebenarnya barang ini pemberian pribadi pak Mori
kepada saya. Ibarat kakak memberikan kepada adiknya,” ungkap Heris.
Dengan kenyataan ini koordinator daerah (Korda) ITK NTB Nurdin pada satu
kesempatan mengatakan akan segera mengadukan semua temuan melalui jalur hukum, “Bagaimana reaksi badan pemeriksa
keuangan (BPK) terhadap persoalan ini juga kita akan melihatnya nanti,”
tegasnya.[Jr]
Post a Comment