Kades : “Pembangunan Jembatan Sori Mango Rugikan Desa Saya”
Talud Sisi Jembatan dan Jalan Alternatif |
Bima,
JERAT Online – Pembangunan Jembatan Sori Mango yang terletak di dusun Tengge
desa Kalajena kecamatan Wera yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) diwarnai
sejumlah persoalan khususnya bagi pemerintah desa setempat.
Pasalnya,
pembangunan jembatan yang menelan anggaran Rp. 4.048.028.000,- ini dikerjakan
oleh tenaga di luar desa. Parahnya material lokal berupa batu dan sejenisnya
diperoleh dengan cuma-cuma oleh PT Jaya Raharja selaku pelaksana.
Kondisi
ini membuat Samsudin H.Idrus Kades Kalajena meradang, “Asas manfaat dengan
kehadiran mega proyek ini tidak ada sama sekali untuk warga saya, malah
material lokal dikeruk dengan gratis. Warga hanya menjadi penonton,” ketus
Samsudin di kediamannya Rabu (31/9).
Pekerjaan
yang dimulai sejak 30 mei 2016 itu telah menghabiskan ratusan kubik batu dan
pasir desa Kalajena, “Material tersebut adalah kekayaan alam desa kami sebagai
salah satu sumber PAD dan sumber pencaharian masyarakat. Pelaksana tidak pernah
konfirmasi ke pemerintah desa, tiba-tiba dikeruk hingga tidak tersisa,” ungkap
kades.
“Jembatan
yang ditargetkan 180 hari kalender ini, adalah anugerah untuk jalur
transportasi masyarakat wera, khusunya bagi masyarakat desa kami. Namun bukan
berarti pihak pelaksana seenaknya mendiskriminasi ruang kearifan lokal sebagai
retribusi PAD dan mata pencaharian warga,” katanya.
Tidak
sampai disitu, “Arogansi pelaksana proyek ini juga terlihat dengan merusak
lahan warga untuk jalan alternative, tanpa kompensasi sepeserpun, kendati
awalnya dijanjikan kompensasi sekaligus bangunan bascem akan menjadi hak milik
warga. Namun itu hanya janji karena hingga hari ini bascem yang dimaksud tidak
dibangun,” ketusnya.
Pihaknya
juga telah menghentikan operasi pengerukan batu di desa Kalajena, “Untuk semua
keluhan itu telah saya sampaikan langsung ke pihak pelaksana dalam hal ini PT
Kogas Driyap Konsultan selaku mitra PT Jaya Raharja. Saat itu yang berhasil
ditemui hanya Musrikan dan Mawardin yang bertindak sebagai konsultan, ”
terangnya.
Ironisnya,
pihak pelaksana juga melibatkan preman untuk mengawal pekerjaan ini,
“Masyarakat saya tidak ada yang berulah, tapi pihak PT Jaya Raharja sengaja
memperalat preman untuk membeking. Pantas saja semua dilakukan dengan seenak
perut mereka. Tapi dalam waktu dekat saya akan melayangkan surat panggilan pada
pelaksana,” ketusnya.
[Fahri,
Shem]
Post a Comment