Header Ads

Boikot Dibuka, Tempo 2 Minggu Warga Tunggu Realisasi


pencabutan pohon pisang bersama Camat, Kapolsek dan warga (foto Leo)

Bima, JERAT Online – Seperti yang diberitakan sebelumnya, terkait boikot jalan lintas Tente Karumbu yang berada persis depan  terminal Tente sebagai bentuk protes warga atas dugaan diskriminasi  pemerintah daerah atas infrastruktur di wilayah tersebut.

Setelah dua hari diboikot pemerintah kecamatan yang dihadiri oleh Camar Woha Drs. Dahlan, Kapolsek Woha, utusan pemerintah daerha Edy Tarunawan, SH dari kesbanglinmas dan kepala desa Nisa Syarifudin Samsu bersama sejumlah tokoh pemuda melakukan negosiasi dengan sejumlah perwakilan pendemo. 

Pertemuan yang digelar di kediaman Kades Nisa Sabtu (8/10) itu menghasilkan satu kesepakatan yakni, warga siap membuka blokir jalan tersebut dengan satu syarat, bahwa sesuai dengan janji pemerintah daerah dalam hal ini PU kabupaten Bima dalam tempo dua minggu terhitung senin tanggal 10 hingga 24 Oktober 2016, jalan itu sudah harus mulai dikerjakan.

Jika dalam tempo tersebut, pemerintah daerah tidak menepati janjinya maka warga akan melakukan pemblokiran kembali. Demikian ungkap Irmansyah mewakili para warga yang hadir.

Sementara Camat Woha Drs. Dahlan menegaskan, sesuai dengan kesepakatan tersebut pihaknya akan langsung menyampaikan kepada pimpinan daerah agar segera ditindaklanjuti.

Hal senada juga disampaikan Edy Tarunawan, SH, “Kita akan menagih janji pihak PU dan pak Taufik beberapa hari lalu dihadapan warga, dan pertemuan ini akan menjadi pijakan tuntutan para warga,” ungkapnya dihadapan kades Nisa dan warganya yang hadir.

Usai membuat kesepakatan, para warga didampingi unsur muspika Woha langsung ke lokasi untuk bersama-sama membuka segel kantor terminal yang dilanjutkan dengan mencabut pohon pisang sebagai tanda bahwa pemblokiran tersebut untuk sementara telah dibuka.

Bagi pengguna jalan lintas Tente Karumbu sudah dapat melintas, karena hingga sore ini Camat Woha dibantu Gunawan salah satu tokoh pemuda setempat mendatangkan alat berat untuk menata kembali gundukan tanah yang dijadikan pemboikotan.

[Leo]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.