Dilarang Menambang Pasir, Warga Dusun Kalaki Kekeh
Kades Bersama Babinkamtibmas desa Panda (foto ocha) |
Bima
JERAT Online - Pantai Kalaki telah menjadi lokasi wisata yang cukup diminati
untuk tempat berkunjung. Sehingga pemerintah desa setempat berupaya tetap
menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungannya. Termasuk tetap menjaga
eksitensi ekosistim dan keutuhan pantai.
Namun
demikian, potensi pasir yang merupakan salah satu daya tarik pantai ini justru
menjadi satu-satunya tumpuan hidup sebahagian besar masyarakat penambang pasir
menggantungkan hidup.
Dipihak
lain pemerintah desa Panda telah mengeluarkan surat edaran agar kawasan pantai
wisata Kalaki untuk tidak dijadikan penambangan liar. Yusuf Ahmad Kades Panda yag
dikonfirmasi kamis (20/10) menerangkan, “Kami telah memberikan teguran khusus
kepada warga agar tidak menggali pasir pantai
yang berlokasi di Dusun Kalaki. Bahkan sejak
tahun 2015, kami mengeluarkan Surat Edaran pemberhentian penggalian pasir
pantai, apalagi perihal tersebut sudah ada UU yang mengaturnya”. Katanya.
“Namun
ketegasan pemerintah desa tidak diindahkan karena hingga sekarang warga kekeh
menambang pasir pantai, sehingga kami juga meminta pihak kepolisian dalam hal
ini Babinkamtibmas untuk ikut mengawasi,” imbuhnya.
Di
tempat yang sama Ihwan selaku Bintara Bina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
(BABINKAMTIBMAS) Desa Panda mengatakan, “kami sudah berkali-kali berupaya
menghentikan kegiatan masyarakat untuk tidak menggali pasir pantai, tapi
kenyataannya sampai sekarang masih terus berlangsung. Bahkan beberapa hari
belakangan ini semakin meningkat,” pungkasnya di Panda.
Ditemui
di lokasi penambangan jum'at (21/10), sejumlah warga saat ditanyai mengaku bahwa menambang
pasir adalah satu-satunya keahlian yang dimiliki sejak turun temurun, dan dari hasil
tambang itu mereka meneruskan hidup.
“Justru
kami heran, seharusnya pemerintah mendukung kegiatan kami karena hanya dengan
ini kami tidak menjadi pengangguran. Bahkan dari menambang pasir ini kami mampu
menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak kami,” ungkap salah satu dari
mereka.
[Ocha]
Post a Comment