2018 Runway Bandara Diperpanjang 2,1 KM
Kepala Bandara Bima (kanan) saat bertemu dengan Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad |
Bima, Jerat
Online - Tahun 2018 mendatang, Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima akan
diperbesar. Ini ditandai dengan akan diperpanjangnya runway menjadi 2.100
meter.
Kepala bandara, Taslim Badarudin SH MM mengungkapkan, upaya tersebut sesuai permintaan pemerintah provinsi. Karena menginginkan agar bandara Bima bisa dilandasi pesawat berukuran lebar (boeing).
"Ini diawali dengan pembebasan lahan sejak tahun 2013. Kemudian dilanjutkan dengan kajian RTT (rencana teknik terinci, red) tahun 2017," terangnya.
Sementara untuk tahun depan, pihaknya akan memulai penimbunan runway. Selanjutnya, konstruksi landasan pacu itu diharapkan bisa segera disetujui pemerintah pusat. Pasalnya, bandara tersebut tidak hanya melayani masyarakat Kabupaten Bima saja. Tapi menjangkau tiga daerah di pulau Sumbawa.
"Tiga daerah yang dilayani ini memiliki destinasi wisata yang mulai dikenal dunia. Seperti Tambora dan pantai Lakey," ujar Taslim.
Saat ini kata dia, panjang runway bandara masih standar yakni 1650 meter x 30 meter. Sedangkan idealnya untuk bisa didarati Boeing 737 minimal 2.100 meter x 30 meter.
"Kami sangat mendukung keinginan pemerintah provinsi ini. Apalagi pemerintah daerah telah melakukan pembebasan lahan," terangnya.
Disamping itu, dalam sehari bandara setempat melayani 14 movement yang terjadwal. Maskapai yang terbang dari dan menuju Bima yakni Garuda Indonesia dan Wings Air. Sementara Susi Air melayani penerbangan sekali seminggu dan penerbangan non schedule.
"Hari biasa ada 14 movement yang dilayani. Tapi saat Wapres ke Bima pada Rabu lalu, ada lebih 16 movement," tambahnya.
Sementara rencana Sriwijaya Air dipastikan akan tetap beropeasi di Bandara Bima. Hanya saja saat ini, pihak Sriwijaya belum mendapat slot time dari Denpasar.
"InsyaAllah Sriwijaya Air akan mendarat setelah mendapat slot time dari Denpasar," pungkasnya.
Kepala bandara, Taslim Badarudin SH MM mengungkapkan, upaya tersebut sesuai permintaan pemerintah provinsi. Karena menginginkan agar bandara Bima bisa dilandasi pesawat berukuran lebar (boeing).
"Ini diawali dengan pembebasan lahan sejak tahun 2013. Kemudian dilanjutkan dengan kajian RTT (rencana teknik terinci, red) tahun 2017," terangnya.
Sementara untuk tahun depan, pihaknya akan memulai penimbunan runway. Selanjutnya, konstruksi landasan pacu itu diharapkan bisa segera disetujui pemerintah pusat. Pasalnya, bandara tersebut tidak hanya melayani masyarakat Kabupaten Bima saja. Tapi menjangkau tiga daerah di pulau Sumbawa.
"Tiga daerah yang dilayani ini memiliki destinasi wisata yang mulai dikenal dunia. Seperti Tambora dan pantai Lakey," ujar Taslim.
Saat ini kata dia, panjang runway bandara masih standar yakni 1650 meter x 30 meter. Sedangkan idealnya untuk bisa didarati Boeing 737 minimal 2.100 meter x 30 meter.
"Kami sangat mendukung keinginan pemerintah provinsi ini. Apalagi pemerintah daerah telah melakukan pembebasan lahan," terangnya.
Disamping itu, dalam sehari bandara setempat melayani 14 movement yang terjadwal. Maskapai yang terbang dari dan menuju Bima yakni Garuda Indonesia dan Wings Air. Sementara Susi Air melayani penerbangan sekali seminggu dan penerbangan non schedule.
"Hari biasa ada 14 movement yang dilayani. Tapi saat Wapres ke Bima pada Rabu lalu, ada lebih 16 movement," tambahnya.
Sementara rencana Sriwijaya Air dipastikan akan tetap beropeasi di Bandara Bima. Hanya saja saat ini, pihak Sriwijaya belum mendapat slot time dari Denpasar.
"InsyaAllah Sriwijaya Air akan mendarat setelah mendapat slot time dari Denpasar," pungkasnya.
[Ages,Ocha]
Post a Comment