Header Ads

Demi Ibu, Ayah Ditikam Hingga Tewas


Di rumah duka bersama keluarga korban

Bima, Jerat Online – Ibarat memakan buah simalakama, itu satu kalimat yang kerap digunakan untuk melukiskan dua pilihan yang sangat sulit dan tidak mungkin untuk dijadikan landasan sebagai sebuah pilihan.

Namun tidak demikian bagi Kml alias Is 17 tahun seorang pelajar SMU  warga dusun Ndora desa Kalampa kecamatan Woha kabupaten Bima, buah simalakama telah ia makan, demi membela ibunya terpaksa menikam M. Said 58 thn (ayah kandung-red) hingga tewas.

Press raliss kapolres Bima M. Eka Fathurrahman S.Sik menjelaskan bahwa peristiwa yang menggerkan seantero Bima ini terjadi  pada jumat (2/6) sekitar pukul 16.00 wita bertempat di RT 14/07 (kediaman tersangka). Tersangka yang merupakan putra ke tiga dari istri kedua korban tidak mampu menahan emosi karena tidak terima sang ibu dikasari sehingga langsung menancapkan sebilah belati di dada kiri korban.

Sebelumnya tersangka dan korban sempat terlibat cekcok yang berujung pada reaksi tersangka yang ingin melempar korban dengan batu, namun aksi itu gagal karena sang ibu istri korban Nurmi Abdurahman (47 thn) yang tidak lain adalah istri ke dua korban langsung melerai cekcok tersebut dan menyuruh tersangka masuk rumah.

Tidak ada yang menyadari baik korban maupun saksi (istri korban-red) dari dalam rumah Kml alias Is mendatangi kedua orang tuanya dan langsung menikam dada kiri korban dengan belati yang diambilnya dari dalam rumah. Akibatnya korban mengalami luka serius dan langsung dievakuasi oleh para warga ke puskesmas Woha untuk mendapatkan tindakan medis, namun korban tidak dapat tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

Tersangka usai menikam ayahnya langsung menyerahkan diri melalui kepala desa Samili, yang kemudian oleh kades diantar ke mapolres panda. Saat berita ini ditulis, tersangka berikut barang bukti belati, dan pakaian korban diamankan di Polres Panda. 

Dari data yang berhasil dihimpun diperoleh keterangan motif penganiayaan yang mengakibatkan kematian ini didasari oleh kekesalan tersangka atas ulah korban yang dinilai kerap berlaku kasar pada ibunya. Selain itu tersangka merasa malu mendengar gunjingan orang yang mengatakan kalau ayahnya sebagai tukang kawin.

Sementara setelah ditangani pihak kepolisian untuk data medis (visum), jasad korban dibawa ke rumah duka (kediamannya bersama istri pertama-red) di dusun Bante desa tente kecamatan woha untuk mempersiapkan pemakamannya esok hari.

Kapolres Bima M Eka Fathurrahman juga hadir di tengah-tengah keluarga korban untuk melayat ke rumah duka.

[Leo]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.